PERBEDAAANASWAJA VS WAHABI SALAFI. Penulis dan analisis Oleh : Von Edison Alouisci ke 72 bahasan perbedaan dan itu akan terus bertambah. jadi, akan terasa panjang.. jika dimuat semuanya. tidak layak digelar sebagai Ahlussunnah wal jamaah Rujukannya : Kitabnya: Min Masyahir Almujaddidin Fil Islam,m/s: 32, terbitan:Riasah

AS-SALAFIYAH, FIRQATUN NAJIYAH GOLONGAN YANG SELAMAT DAN THAIFATUL MANSHURAH KELOMPOK YANG MENANGOleh Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilaaly4. Ahlus Sunnah wal Jama’ah Pembicaraan tentang hal ini ditinjau dari beberapa sisi Kedua Ahlus Sunnah wal Jama’ah Adalah Al-Firqatun Najiyah Dan Ath-Thaifah Al-Manshurah Serta Ahlil Hadits. Berkata Syaikhhul Islam dalam Majmu’ Fatawa 3/129 Amma ba’du, inilah aqidah Al-Firqatun Najiyah Al-Manshurah sampai tegaknya hari kiamat Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dan berkata dalam tempat yang lain 3/159 Dan jalan mereka adalah agama Islam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus dengannya Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, akan tetapi ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengkahabarkan bahwa Umatnya akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di nereka kecuali satu yaitu Al-Jama’ah dan dalam hadits yang lain beliau bersabda mereka adalah yang berada seperti yang aku dan para sahabatku ada sekarang, maka jadilah orang-orang yang berpegang teguh kepada Islam yang murni dan bersih dari campuran adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah ada pada mereka orang-orang Shiddiq, syuhada dan orang-orang shalih dan dari mereka-mereka ini terdapat para tokoh-tokoh Ulama dan pelita umat yang memiliki kebesaran dan keutamaan yang terkenal serta ada pada mereka Al-Abdaal yaitu para imam yang telah disepakati kaum muslimin dalam petunjuk dan ilmu mereka. Merekalah Ath-Thaifah Al-Manshurah yang diceritakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ “Senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menegakkan kebenaran tidak merugikannya orang yang menghina sampai datangnya hari kiamat”Kita memohon kepada Allah yang Maha Agung untuk menjadikan kita termasuk dari mereka dan untuk tidak menyesatkan hati-hati kita setelah mendapat petunjuk serta menganugrahkan kita rahmat dariNya karena Dia adalah Al-Wahaab yang Maha Pemberi. Wallahu a’ berkata juga dalam 3/345 Oleh karena itu Al-Firqatun Najiyah disifatkan sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan mereka adalah mayoritas terbesar dan As-Sawadullah Al-A’ lagi beliau 3/347 Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang paling berhak dijadikan sebagai Al-Firqatun Najiyah adalah Ahlul Hadits dan As-Sunnah yang tidak memiliki satu tokohpun yang diikuti secara fanatik kecuali Rasulullah sedangkan mereka adalah orang-orang yang paling mengetahui ucapan dan perbuatan Rasulullah, yang paling dapat membedakan yang shahih dan yang lemah dari hal tersebut sehingga para imam mereka adalah orang-orang yang faqih dan paling mengenal makna hadits-hadits tersebut dan paling mengikutinya secara keyakinan, amalan, kecintaan dan memberi loyalitas kepada orang-orang yang memiliki loyalitas kepadanya dan membenci orang yang membencinya, merekalah orang-orang yang mengembalikan perkataan-perkataan yang tidak pasti kepada apa yang ada didalam Al-Kitab dan As-Sunnah sehingga mereka tidak menetapkan satu perkataan lalu menjadikannya termasuk pokok-pokok agama dan pendapat mereka jika tidak ada ketetapannya pada apa yang telah dibawa Rasulullah bahkan menjadikan semua yang dibawa Rasullullah Shallallahu alaihi wa sallam dari Al-Kitab dan As-Sunnah sebagai pokok sumber yang mereka yakini dan Antara Ahlus-Sunnah wal Jamaah Dan Salafiyah Banyak dari kalangan kelompok Ahlul Bid’ah dan golongan-golongan sesat yang menggunakan nama Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah untuk menyimpangkan orang-orang awam dari dari kaum muslimin dari fitrah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatwa 3/346 “Banyak orang-orang menyebutkan tentang golongan-golongan ini dengan hukum prasangka dan hawa nafsu lalu menjadikan kelompoknya dan orang yang menisbatkan dirinya dan memberikan loyalitas kepada tokoh pemimpin yang diikutinya adalah ahlus-Sunnah Wal Jama’ah dan menjadikan orang-orang yang mnyelisihinya sebagai Ahlul Bid’ah, hal ini merupakan kesesatan yang nyata, karena ahlul Haq was-Sunnah Wal Jama’ah tidak punya panutan kecuali Rosulullah Shalallahu Alaihi wasalam “.Sebagian mereka memasukan kelompok Asyariyah sebagai bagian dari Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah sebagaimana yang dilakukan oleh Abdul Qahir bin Thoohir Al Baghdadiy wafat tahun 429 H dalam Al Farqu Bainal Firaq dalam perkataannya ”Ketahuilah semoga Allah subhanuhu wa Ta’ala memberikan kebahagian kepada kalian -Sesungguhnya ahlus-Sunnah wal Jama’ah ada delapan kelompokSekelompok mereka memiliki ilmu tentang bab-bab pembahasan tauhid dan nubuwah, hukum-hukum Alwa’ wal Wa’id, pahala dan dosa, syarat-syarat ijtihad, keimamahan dan kepemimpinan dan mereka ini berjalan pada bidang dari ilmu ini jalannya saufatiyah orang yang menetapkan sifat dari kalangan ahlil kalam yang berlepas diri dari Tasybih dan Ta’thil dan dari kebida’han Rafidhoh, Khawarij, Jahmiyah dan An-Najariyah dan seluruh ahli hawa yang mutaakhirin menyangka bahwa umat Islam telah menyerahkan kepemimpinannya dalam masalah aqidah kepada Asy’ariyah dan Maturidiyah, berkata Sa’id hawa dalam kitab Jaulatun Fil Fiqhaini hal. 22, 66, 81 dan 90 ” Dan umat ini telah menyerahkan permasalahan i’tiqad kepada dua orang yaitu Abul Hasan Al-Asy’ariy dan Abu Manshur Al Maturidiy” dan berkata Azzabidiy dalam kitab Ithaafis Saadatil Muttaqiin 2/6” Jika disebutkan Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah yang dimaksud adalah Asy’ariy dan Maturidiyah…”Akhirnya istilah Ahlus-Sunnah wal Jama’ah telah menjadi longgar yang masuk padanya orang-orang yang memiliki penyimpangan dalam aqidah khususnya masalah sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, oleh karena itu sepatutnya menggunakan kata Salafiyah untuk menunjukan Al-Firqatun-Najiyah, Ath-Thoifah Al Manshurah, Al-Ghuraba dan Ahlil Dai yang tetap terus menggunakan kata Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah berkata Apa pendapatmu jika ada beberapa kaum lalu mengaku Salafiyah sedang mereka dari kelompok-kelompok yang menyimpang, apakah kamu akan meninggalakan kata Salafiyah dan menggantinya dengan yang lain ?Jawabannya dari beberapa sisiAnggapan ini menghasilkan mata rantai yang tidak ada ujungnya. maka hal itu merupakan anggapan hipotesa pada permasalahan yang belum terjadi lagi sedangkan para Salaf membenci pertanyaan tentang perkara-perkara yang dianggaop ada dan masalah-masalah khayalan pengakuan kelompok-kelompok ini yang belum kita lihat dan belum kita dengar terhadap manhaj Salaf merupakan benturan terhadap pemikiran-pemikiran mereka karena manhaj Salaf mengharuskan pengikutnya untuk mengikuti jalannya para sahabat, hal ini tampak jelas dengan keterangan berikut Semua kelompok-kelompok yang menisbatkan diri kepada Ahlus-sunnah wal Jama’ah tidak ada yang berani mengatakan Saya yang terkenal dengan kebidahannya tidak ada yang mengaku bermadzhab Salaf dan mengikuti Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Majmu Faatwa 4/155 ” Yang dimaksud disini bahwa kelompok-kelompok yang terkenal diantara Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah yang memiliki kebidahan sesungguhnya tidaklah mengikuti ajaran Salaf, apalagi kelompok ahlul bid’ah yang termasyhur yaitu Rafidah, sampai-sampai orang awam tidak mengenal syiar kebidahan kecuali Rafidhah, sedangkan sunniy dalam istilah mereka adalah orang yang tidak syiah dan demikianlah karena mereka paling menyelisihi hadits-hadits nabi dan makna Al-Qur’an dan yang paling mencela Salaf umat ini dan para imamnya serta melecehkan mayoritas umat dari macam-macam kelompok, sehingga ketika mereka semakin jauh dari mengikuti salaf maka yang paling masyhur dalam kebid’ahan. Sehingga diketahui bahwa syiar ahlul bid’ah adalah tidak mengikuti ajaran mengikuti salaf, oleh karena itu berkata Imam Ahmad dalam Risalah Abdus bin Malik Ushul As-Sunnah menurut kami adalah berpegang teguh dengan apa yang difahami para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa berkata lagi 4/156 “Adapun anggapan ajaran salaf termasuk menjadi syi’ar Ahlul Bid’ah maka itu satu kebatilan karena hal itu tidak mungkin kecuali ketika kebodohan meraja lela dan ilmu sedikit”.Oleh karena itu kita berbahagia dari balik keterus terangan ini sebagai langkah awal kepada dakwah Salafiyah yang tegak diatas Al-Kitab dan As-Sunnah yang shahih dengan pemahaman As-Salaf Ash-Shalih untuk memasukkan kelompok-kelompok yang menisbatkan diri kepada imam yang empat dalam fiqih Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad pent kedalam ruang lingkup Ahlus Sunnah Wal Jama’ah…Sedangkan yang tersembunyi biarlah ada yang mengatakan “Ini tidak terbesit dalam pikiran kami, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui keadaan kita”.Saya jawab Alanglah pasnya ucapan penyair. Jika kamu tidak tahu maka itu satu musibahAtau kamu tahu maka musibahnya lebih besar. Seandainya bukan karena kitab ini kitab dasar sungguh saya akan panjang lebarkan dalam perinciannya.[Disalin dari Kitab Limadza Ikhtartu Al-Manhaj As-Salafy, edisi Indonesia Mengapa Memilih Manhaj Salaf Studi Kritis Solusi Problematika Umat oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied Al-Hilaly, terbitan Pustaka Imam Bukhari, penerjemah Kholid Syamhudi] Home /A3. Mengapa Memilih Manhaj.../Antara Ahlus-Sunnah wal Jamaah...
Jawaban Manhaj Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah sama dengan manhaj Salaf atau Salafi atau Salafush-Shâli h. Disebut dengan manhaj Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah, karena jalan kebenaran itu adalah jalan orang-orang yang berpegang teguh terhadap Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Apa Perbedaaan Sunni dan Salafy? Para pembaca yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan Apa Perbedaan Sunni dan Salafy? Selamat membaca. Pertanyaan Bismillāh. Assalāmu’alaikum ustadz. Semoga Allāh selalu merahmati ustadz dan seluruh umat muslim. Ustadz apa perbedaan Sunni dan Salafy? Jazākallāhu khairan Ditanyakan oleh Santri Mahad BIAS Jawaban Waalaikum salam warahmatullah wabarokatuh Aamiin, terimakasih atas doanya dan semoga juga Allah senantiasa memberikan kebahagian kepada kita semua. Tidak ada perbedaan antara sunni dengan salafy bila dilihat dari asal kata dua kalimat tersebut dan dari prinsip dasar beragama dari apa yang diajarkan oleh masing-masing. Perhatikanlah beberapa hadits berikut yang menyebutkan tentang golongan yang selamat, ahlussunnah wal jamaah dan penafsiran makna yang telah dijelaskan di dalamnya. Semua menunjukkan, bahwa kata sunni ahlussunnah wal jamaah menunjukkan kepada kuatnya berpegang teguhnya mereka terhadap ajaran Rasulullah ﷺ, tanpa harus melenceng dari apa yang telah diajarkan, sehingga mereka disebut dan diberikan label ahlun pengikut atau pemilik. Karenanya Rasulullah ﷺ menafsirkan golongan yang selamat dengan penafsiran ,” كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً ، قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي “Semuanya masuk ke dalam neraka. kecuali satu golongan.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang berjalan di atas jalan ditempuh oleh aku dan para sahabatku.”Perbedaan antara Sunni dan Salafy Jelas pemahaman dari kalimat ahlussunnah adalah para pengikut sunnah Rasulullah maksudnya adalah golongan yang berjalan di atas petunjuk Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Dan bila melihat dari kata salaf yang artinya terdahulu, adalah jalan yang mencoba mengikuti apa yang telah dijalankan dan diajarkan oleh orang terdahulu yang jauh lebih paham, lebih selamat yaitu jalannya ahlussunnah Rasulullah, para sahabat dan orang orang yang mengikutinya. Kalau kita memperhatikan dalil-dalil syar’i, istilah “al-jama’ah” itu kembali kepada dua makna Al-jama’ah dalam makna “bersatu karena berpegang teguh dengan kebenaran”. Inilah makna al-jama’ah dalam istilah “ahlus sunnah wal jama’ah”. Yang dimaksud dengan “kebenaran” itu adalah mengikuti Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan juga mengikuti kesepakatan ijma’ para sahabat radhiyallahu anhum. Inilah makna al-jama’ah yang diisyaratkan dalam hadits di atas, yaitu bersatu dalam kebenaran. Artinya, al-jama’ah adalah sifat orang-orang yang berpegang teguh dengan kebenaran, yaitu ijma’ salaf. Dengan kata lain, al-jama’ah itu tidak identik dengan kelompok, organisasi, yayasan, atau partai tertentu. Karena al-jama’ah itu adalah sifat, siapa saja yang bersifat dengan al-jama’ah, maka dia adalah al-jama’ah. Dari situ, maka kita mengatakan tidak ada perbedaan antara salaf, ahlussunnah atau bahkan islam itu sendiri…bila kebenaran islam dicoba untuk dicari bukan ego untuk mengedepankan tradisi yang tidak pernah diajarkan oleh agama ini. Hanya saja kemudian telah dibelokkan kepada sifat dan pemahaman tertentu yang tidak menentu sesuai dengan kemauan dan kebiasaannya masing masing yang ketika dikaitkan dengan kelompok dan individu tertentu. Karenanya, siapa yang benar dalam pengakuannya mengikuti ushul/prinsip pokok dari apa yang diajarkan maka tidak ada perbedaan dengan itu semua. Maka tinggal bukti yang menyatakan, siapakah mereka yang mengaku sebenar-benarnya sunni atau ahlussunnah wal jamaah? Apakah mereka yang banyak melenceng dari apa yang telah diajarkan oleh Nabi dan sahabatnya apakah yang benar benar mencoba ingin mennegakkan ajaran yang sesuai dengan risalah nabinya? Semua butuh bukti dengan apa yang dilakukan bukan dengan apa yang disuarakan hanya dengan lisan. Hendaknya masing masing mencoba mengaca untuk terus mewujudkan apa yang telah di wasiatkan oleh nabi kita yang sama, nabi Muhammad sallahu alaihi wasallam. Berikut beberapa dasar yang perlu diperhatikan untuk mencoba menyadarkan dan menyatukan apa yang masing masing diprasangkakan dan diaku-akukan. Semoga Allah berikan hidayah kepada kita semua untuk selalu bersatu dalam kebenaran mengikuti jalan yang benar, jalan yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah sallahu alaihi wasallam yaitu jalan salaf, jalan ahlussunnah wal jamaah. Dalam riwayat At-Tirmidzi, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhu, beliau berkata, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بني إسرائيل حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ، حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ، وَإِنَّ بني إسرائيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً ، قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي “Pasti akan datang kepada umatku, sesuatu yang telah datang pada bani Israil seperti sejajarnya sandal dengan sandal. Sehingga apabila di antara mereka bani Israil ada orang yang menggauli ibu kandungnya sendiri secara terang-terangan, maka pasti di antara umatku ada yang melakukan demikian. Sesungguhnya bani Israil terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka. kecuali satu golongan.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang berjalan di atas jalan ditempuh oleh aku dan para sahabatku.” HR. Tirmidzi no. 2641, dinilai hasan oleh Al-Albani Hal ini sebagaimana kata sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu, إنما الجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك “Al-jama’ah itu hanyalah yang mencocoki kebenaran, meskipun Engkau seorang diri.” Al-hawaadits wal bida’, karya Abu Syaamah, hal. 22 Allah Ta’ala berfirman, وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” QS. Al-An’am [6] 153 Wallahu a`lam . Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Mu’tashim, Lc. MA. حفظه الله Selasa, 13 Shafar 1443 H/ 21 September 2021 M Ustadz Mu’tashim Lc., Dewan konsultasi Bimbingan Islam BIAS, alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mu’tashim Lc., حفظه الله klik disini MAKNAWAHABI, SALAFI, DAN AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH. Wahabi (Wahabiyah, Wahabisme) dan Salafi (Salafiyah, Salafisme) menjadi "trending topics" dalam wacana gerakan Islam akhir-akhir ini. Keduanya digambarkan dalam media-media Barat dan sekuler sebagai kelompok "radikal", militan, garis keras, atau konotasi negatif lainnya.
ANTARA AHLUS-SUNNAH WAL-JAMA’AH DENGAN MANHAJ SALAFPertanyaan. Ana mau bertanya tentang manhaj Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah dan kaitannya dengan manhaj Salaf Salafi/Salafush-Shâlih. Apakah keduanya hakikatnya manhaj yang sama? Jazakallah Manhaj Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah sama dengan manhaj Salaf atau Salafi atau Salafush-Shâlih. Disebut dengan manhaj Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah, karena jalan kebenaran itu adalah jalan orang-orang yang berpegang teguh terhadap Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaأُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ Aku wasiatkan kepada engkau untuk bertakwa kepada Allah; mendengar dan taat kepada penguasa kaum muslimin, walaupun seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya barang siapa hidup setelahku, ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka engkau wajib berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah dan gigitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru dalam agama, karena semua perkara baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat.[1]Adapun jalan yang ditempuh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat itulah yang disebut dengan al-jama’ah, sebagaimana hadits di bawah iniعَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ قَالَ الْجَمَاعَةُ Dari Auf bin Mâlik Radhiyallahu anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Orang-orang Yahudi telah bercerai-berai menjadi 71 kelompok, satu di dalam surga, 70 di dalam neraka. Orang-orang Nashara telah bercerai-berai menjadi 72 kelompok, 71 di dalam neraka, satu di dalam surga. Demi Allah, Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, umatku benar-benar akan bercerai-berai menjadi 73 kelompok, satu di dalam surga, 72 di dalam neraka”. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam ditanya “Wahai Rasulullah! Siapakah mereka itu?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab “Al-Jama’ah”.[2]Pada hadits lain disebutkanعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلَانِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ وَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Benar-benar akan datang kepada umatku, apa yang telah datang pada Bani Israil, persis seperti sepasang sandal. Sehingga jika di antara mereka ada yang menzinahi ibunya terang-terangan, di kalangan umatku benar-benar ada yang akan melakukannya. Dan sesungguhnya Bani Isra’il telah bercerai-berai menjadi 72 agama, dan umatku akan bercerai-berai menjadi 73 agama, semuanya di dalam neraka kecuali satu”. Para sahabat bertanya “Siapakah yang satu itu, wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab “Apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya”. [3]Para sahabat serta generasi yang mengikutinya adalah Salafush-Shalih, disingkat dengan Salaf. Artinya, ialah orang-orang yang terdahulu yang shalih. Sedangkan orang yang mengikutinya disebut Salafi. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memuji Salaf tersebut dengan sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ Sebaik-baik manusia adalah generasiku yaitu generasi sahabat, kemudian orang-orang yang mengiringinya yaitu generasi tabi’in, kemudian orang-orang yang mengiringinya yaitu generasi tabi’ut tabi’in. Hadits mutawatir, riwayat Bukhâri, dan lainnyaNamun yang perlu kita ketahui juga, bahwa tidak setiap orang yang menyatakan dirinya Salafi, kemudian dia benar-benar berada di atas manhaj Salaf. Karena kebenaran itu tidak hanya dengan perkataan dan pengakuan saja, tetapi juga memerlukan dukungan yang dibuktikan dengan amal perbuatan.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] ________ Footnote [1] HR Abu Dawud no. 4607, at-Tirmidzi 2676, ad-Dârimi, Ahmad, dan lainnya dari al-Irbadh bin Sariyah. [2] HR Ibnu Majah no 3992, Ibnu Abi Ashim no. 63, al-Lalikai 1/101. Hadits ini derajatnya hasan. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Shahîh Ibni Majah, no. 3226. [3] Hadits Shahîh lighairihi, riwayat at-Tirmidzi, al-Hakim, dan lainnya. Dishahîhkan oleh Imam Ibnul-Qayyim dan asy-Syathibi. Dihasankan oleh al-Hafizh al-Iraqi dan Syaikh al-Albâni. Syaikh Salim al-Hilali menulis kitab khusus untuk membela hadits ini, yaitu Daf’ul Irtiyab an Haditsi mâ Ana alaihi wal- Ash-hab. Home /A3. Konsisten Diatas Manhaj.../Antara Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah Dengan...
BedaTauhid Ahlussunnah dan Salafi Wahabi (1): Rububiyah dan UluhiyahOleh: A. Fatih Syuhud. Selama puluhan abad, umat Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) di seluruh dunia merasa nyaman dalam bertauhid. Sejak zaman Salafus Soleh[1], muslim mengenal makna tauhid dengan "meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah.".

Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah. Wahabi merupakan sebutan bagi pengikut ajaran Muhammad bin Abdul Wahab M, seorang tokoh yang diklaim oleh pengikutnya sebagai pemurni tauhid, lahir di kampung Uyainah, Najd, 70 km arah barat laut kota Riyadh, Arab Saudi sekarang. Tapi akhir-akhir ini bermuculan bantahan dari sebagian orang bahwa penisbatan Wahhabiyah Wahabi kepada Muhammad bin Abdul Wahab itu tidak benar. Maka nisbat Wahhabiyah bukan suatu penyematan atau pengistilahan asing apalagi salah, namun sudah masyhur bagi kalangan orang Arab. Achmad Imron R. lebih detil lagi memaparkan bukti-bukti secara panjang lebar sejarah kemunculan sekte Wahabi sebagai tanduk setan dari timur beserta ajaran-ajarannya berdasarkan hadits-hadits sahih dan rujukan buku yang ditulis oleh kaum Wahabi sendiri serta kitab-kitab bantahan atasnya dari ulama ahlussunnah wal Jama’ah. Dalam menjelaskan hadits shahih tentang fitnah tanduk setan yang akan muncul dari timur, Achnad Imron menguraikan berbagai bukti ilmiah, bahwa Wahabi itulah perwujudannya. Penulis pun menguraikan konsep tauhid Wahabi yang menjadi dasar konflik dengan mayoritas kaum muslimin serta bantahannya. MAKNA WAHABI, SALAFI, DAN AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH Wahabi Wahabiyah, Wahabisme dan Salafi Salafiyah, Salafisme menjadi “trending topics” dalam wacana gerakan Islam akhir-akhir ini. Keduanya digambarkan dalam media-media Barat dan sekuler sebagai kelompok “radikal”, militan, garis keras, atau konotasi negatif lainnya. Di sisi lain, hampir semua ormas Islam menyatakan diri bermadzhab atau aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Nama atau istilah Wahabi tidak lepas dari pemikiran dan perjuangan ulama Arab Saudi, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab . Demikian catatan singkat tentang Wahabi atau Abdul Wahab berdasarkan sumber-sumber yang kami miliki dan yakini kebenarannya. Ahlus Sunnah wal Jamaah Aswaja, secara harfiah, berarti orang yang mengikuti tuntunan dan kelompok pengikut Nabi Saw. Ahlus Sunnah wal Jamaah itu tidak identik dengan kelompok atau madzhab tertentu, tetapi siapa saja yang memenuhi kualifikasi di atas. PERBEDAAN FAHAM AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH DENGAN SYIAH DAN WAHABI Untuk memahami apa sebenarnya yang menjadi pokok persoalan antara ahlusunnah wal jam`ah dgn wahabi,berikut ini penulis mencoba menjelaskan sebagian dari permasalahan itu. Rujukannya Al hafiz Murtadha jika disebut Ahlus sunnah wal- jamaah yang dimaksudkannya ialah Asyairah dan Maturidiah kitab Ithaf sadatil Muttaqin. Rujukannya lihat asli Kitab mereka Aqidah Ahlul Iman Fi Khalq Adam Ala Suratir Rahman,Karangan Mahmud Al Tuwaijiri,m/s 76Arab saudi. dalilnya Ibnu Omar sahabat Nabi pernah suatu ketika dia menggenggamkan janggutnya dan memotong janggut yang melebihi genggamannya Abu Daud. Pendapat Wahabi Muhammad bin Abd al-Wahhab berkata Aku membawa kepada kamu semua agama yang baru dan manusia selain pengikutku adalah kafir musyrik.”. Beda Wahabi Salafi, Hizbut Tahrir, Jamaah Tabligh dan Syiah س 6 – يقول السائل فضيلة الشيخ، يسمي بعض الناس عندنا العلماء في المملكة العربية السعودية بالوهابية فهل ترضون بهذه التسمية؟ وما هو الرد على من يسميكم بهذا الاسم؟. Menyebut gerakan Muhammad bin Abdul Wahhab dengan memakai Muhammadi diambil dari nama awal, seperti klaim mereka justru tidak tepat. Ash-Shawi dalam Hasyiyah ala Tafsir al-Jalalain 3/307 menyatakan bahwa Wahabi adalah sama dengan kaum Khawarij yang suka menghalalkan darah saudaranya sesama muslim. Sedangkan Ibnu Abidin Al-Hanafi dalam kitab Hasyiyah Radd al-Muhtar 4/262 menyatakan bahwa pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab adalah kaum Khawarij modern. Setidaknya ada 5 kesalahan Wahabi Salafi yang membuat aliran ini intoleran dan ekstrim pada golongan lain dalam Islam maupun terhadap non-muslim. Kekurangan dari HT yang sangat fundamental adalah bahwa persatuan umat itu harus menundukkan diri di bawah payung politik tunggal dengan sistem Syariah Islam dan dipimpin oleh seorang Khalifah. Artinya, seluruh umat Islam dunia harus berada di bawah satu kepala negara yang disebut Khalifah sebagaimana pada zaman Khulafaur Rasyidun. Pada akhirnya, gerakan ini hanya menjadi bagian dari dinamika keanekaragaman umat Islam dan relatif tidak begitu berkembang khususnya dalam konteks Indonesia. Salah satu sebabnya adalah karena arahnya yang tidak jelas dan ketidakmauan kelompok ini untuk aktif dalam politik praktis sampai sistem khilafah ditegakkan. Ahlussunnah Waljama'ah dan Keindonesiaan Dalam menghadapi kedua faham yang sama-sama ekstrim tersebut, Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari H dan Imam Abu Manshur al-Maturidi W. 333 H merasa berkewajiban untuk meluruskan kedua kelompok tersebut sehingga sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Karena faktor dari kedua tokoh tersebut, Aswaja juga dikenal dengan istilah al-Asy’ariyyun dan al-Maturidiyyun. Berkait dengan hal tersebut perlu diketahui bahwa mayoritas umat Islam di negeri kita, terlebih lagi kaum Nahdliyyin NU, dan wilayah-wilayah Asia Tenggara lainnya, adalah Asy’ariyyun. Dan perlu untuk diketahui bahwa mayoritas umat Islam di dunia ini adalah berfaham Aswaja kaum Sunni. Di antara nilai-nilai penting yang diajarkan adalah sikap at-tawassuth, al-i’tidal, at-tawazun, at-tasamuh dan amar ma’ruf nahi mungkar. Program ini perlu dilakukan secara luas agar bisa menjangkau lapisan rakyat yang paling bawah. Dengan penanaman nilai-nilai moral yang luhur diharapkan masyarakat akan lebih bisa menghormati lingkungan dan menjaga kelestariannya. Jelaskan perbedaan Aswaja, Syiah, dan Wahabi!​ Jawaban. - Ahlussunah Wal Jama'ah Aswaja adalah kelompok Islam yang mengikuti aturan berdasarkan Alquran dan Sunnah maupun hadits. - Syiah adalah kelompok yang hanya mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin Islam setelah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam wafat. - Wahabi adalah kelompok yang berasal dari timur tengah yang dahulunya ingin mengembalikan Islam seperti zaman Rasulullah dulu, namun mereka sekarang jika tidak ada dalilnya maka dianggap bid'ah, mereka juga mengatakan kalau orangtua Rasulullah masuk neraka, dan menganggap hadits dhoif sebagai hadits maudhu/palsu. Itu pandangan saya.

Ahlussunnahwal Jama'ah merupakan istilah yang terbentuk dari tiga kosa kata : Tidak ada perbedaan antara salafi saat ini dengan wahabi. Keduanya ibarat dua sisi mata uang : satu dari sisi memiliki keyakinan dan pemikiran. Lihat Aqidah ahlusunnah wal jamaah karya hasan ali ibn assaqif ,dir al imam an nawawi ,cet .1. h2013 dan

Mungkin kamu sering mendengar kata atau istilah salaf, salafi, dan salafiyah. Istilah ini cukup populer, namun sering juga disalahpahami oleh sebagian orang. Akhir-akhir ini pula, banyak kelompok yang mendakwahkan dirinya sebagai pengikut ada sebagian orang desa mendengar istilah itu, maka langsung terbersit makna pesantren salafiyah yang tersebar di desa mereka atau santri-santri pondok tersebut. Padahal, yang dimaksud bukanlah itu. Berikut perbedaan salaf, salafi, dan SalafPexels/ "salaf" memiliki arti para sahabat Nabi, tabi’in dan tabi'ut tabiin yang hidup sampai batas 300 H. Tabi’in artinya pengikut, di mana adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para sahabat Nabi dan tik mengalami masa hidup Nabi tabi'ut tabi’in artinya pengikut tabi’in. Mereka adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para tabi’in dan tidak mengalami masa hidup sahabat Nabi. Merekalah sebaik-baiknya generasi, sebagaimana disebutkan dalam hadis nabi SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dengan sanad dari Abdullah bin Mas’ud dari nabi SAW خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَجِئُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمَيْنُهُ وَ يَمَيْنُهُ شَهَادَتُهُ Artinya“Sebaik-baik manusia adalah pada zamanku sahabat, kemudian orang-orang setelah mereka tabi’in, kemudian yang setelahnya lagi atba’it tabi’in, kemudian akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului persaksiannya.” Baca Juga Niat Salat Idulfitri, Tata Cara Salat Id Sendiri Atau Jamaah di Rumah 2. SalafiPinterest/Ottoman PicturePara ulama maupun orang biasa yang datang setelah 300 H, yang menganut manhaj atau metode dari kaum salaf, disebut salafi. Semua orang yang mengikuti metode salaf dapat disebut salafi, termasuk itu jika kita memang benar-benar berperilaku dan menjalankan metode berdasarkan salaf. Bukan hanya menyandang titelnya saja, tapi juga perilakunya merupakan metode yang mengajarkan syariat Islam secara murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan. Salafiyyah difondasikan dan disusun oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 728 H dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah 751H dari Al-Qur'an, hadis, perbuatan serta perkataan ulama pada 1206 H, Muhammad bin Abdil Wahab menyebarkan apa yang telah disusun oleh Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahumallah di jazirah Arab. Mengutip dari kitab Nazarat fi Jauharatit Tauhid, terdapat catatan penting dari perkataan salah seorang peneliti di dalam kitab Al-Fikrul Islamy Al-Hadis karya Dr Abdul Maqshud Abdul Ghani, “Jika kita membandingkan antara pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab dan Ibnu Taimiyyah dalam beberapa masalah akidah hampir keduanya sama dan tidak berbeda, kecuali Ibnu Taimiyyah telah merinci pendapatnya dan menguatkannya dengan dalil-dalil dan hujjah, serta membantah pendapat orang yang berseberangan dengannya dengan dalil dan sanad. Sedangkan Muhamad bin Abdul Wahhab hanya menyebutkan keterangannya secara singkat saja.” Perbedaan yang menonjol dari salaf, salafi, dan salafiyah adalah hanya dari segi waktu dan pijakan dalam berpegang pendapat. Jika salafi itu memang orang-orang yang menisbahkan dirinya sebagai pengikut manhaj salaf atau Ahlussunah wal Jamaah, salafiyah lebih condongnya disebut usaha regenerasi. Baca Juga Perbedaan Salat Idulfitri dan Salat Jumat

Berikutadalah karakteristik dari firqah Ahlussunnah wal Jamaah. 1. Al-Tawasuth dan al-Iqtishad. Tawasuth adalah suatu pola mengambil jalan tengah bagi dua kutub pemikiran yang ekstrem (tatharruf): misalnya jalan tengah antara Qadariyah (free-will) di satu sisi dengan Jabariyah (fatalism). Di sisi yang lain; skriptualisme ortodokos salaf dan

Ini Dia Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An NahdliyyahSebagai kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah, kita perlu mengetahui tentang identitas Salafi Wahabi, mengetahui Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah, sehingga tidak terjebak propagandanya atau masuk dalam perangkapnya. Baca artikel Ini Dia Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah ini sampai akhirTulisan ini bertujuan agar kaum Aswaja paham tentang akidah Wahabi sehingga tidak terkontaminasi oleh akidahnya. Perbedaan yang sangat samar, sehingga banyak kaum awam dari golongan Aswaja terbawa oleh propaganda Wahabi. Tanpa sadar menjadi Wahabi karena terdoktrin oleh ajarannya baik melalui YouTube, Facebook dan sosial media Sebenarnya Wahabi?Wahabi merupakan sebutan bagi pengikut ajaran Muhammad bin Abdul Wahab M, seorang tokoh yang diklaim oleh pengikutnya sebagai pemurni tauhid, lahir di kampung Uyainah, Najd, 70 km arah barat laut kota Riyadh, Arab Saudi sekarang. Tapi akhir-akhir ini bermuculan bantahan dari sebagian orang bahwa penisbatan Wahhabiyah Wahabi kepada Muhammad bin Abdul Wahab itu tidak disampaikan A. Ma’ruf Asrori dalam bedah buku “Rekam Jejak Radikalisme Salafi Wahabi; Sejarah, Doktrin, dan Akidah” di Masjid Agung Kota Sidoarjo yang deselenggarakan LPPQ Al-Karim Jawa Timur dalam Pengajian Ramadhan bersama LDNU, LTMNU dan LTNNU PCNU Sidoarjo, Ahad 13/7.Bantahan mereka beralasan bahwa tokoh yang disebut itu bernama Muhammad bin Abdul Wahab, mestinya menjadi ”Muhammadiyah” bukan Wahabi, karena namanya Muhammad, sedang nama Wahab adalah nama ayahnya, Abdul Wahab.“Kata mereka, Wahabi itu dinisbatkan kepada Abdul Wahhab bin bin Rustum yang memang khawarij. Inilah tipu daya untuk menghindari sorotan buruk dari kaum Muslimin yang telah menyaksikan sejarah kelam Wahabi di masa lampau maupun sekarang ini,” ungkap Ma’ruf Asrori dari Penerbit Khalista Surabaya sambil mengutip isi Ma’ruf, di dalam buku yang sedang dibedah ini telah membeberkan bawa banyak ulama Wahabi sendiri mengakui penisbatan Wahhabiyah Wahabi bagi pengikut Muhammad bin Abdul Wahab, bahkan membangga-banggakannya. Istilah Wahhabiyah memang disematkan oleh kaum Muslimin yang menentang dakwah Muhammad bin Abdul atau julukan ini diambil dari nama ayahnya Abdul Wahab, dan nisbat seperti ini sudah masyhur di kalangan Arab. Seperti pengikut Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i disebut Syafi’iyah, laqab yang dinisbatkan dari nama kakeknya, Idris asy-Syafi’i. Pengikut Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal disebut Hanabilah, nisbat kepada nama kakeknya Hanbal dan semisalnya. Maka nisbat Wahhabiyah bukan suatu penyematan atau pengistilahan asing apalagi salah, namun sudah masyhur bagi kalangan orang buku Ust. Achmad Imron R. lebih detil lagi memaparkan bukti-bukti secara panjang lebar sejarah kemunculan sekte Wahabi sebagai tanduk setan dari timur beserta ajaran-ajarannya berdasarkan hadits-hadits sahih dan rujukan buku yang ditulis oleh kaum Wahabi sendiri serta kitab-kitab bantahan atasnya dari ulama ahlussunnah wal Jama’ menjelaskan hadits shahih tentang fitnah tanduk setan yang akan muncul dari timur, Achnad Imron menguraikan berbagai bukti ilmiah, bahwa Wahabi itulah perwujudannya. Selain itu, ia juga menyertakan komentar ulama mu’tabar dari berbagai ahli disiplin ilmu; ahli tafsir, hadits, fikih, nahwu, dan buldan, serta kesaksian yang ada dalam kitab-kitab pun menguraikan konsep tauhid Wahabi yang menjadi dasar konflik dengan mayoritas kaum muslimin serta bantahannya. Sebagaimana diketahui, pembagian tauhid versi Wahabi yang diada-adakan menjadi sebab merenggangnya keharmonisan umat Islam, serta memunculkan pemahaman takfir, tasyrik, tabdi’ dan tadhlil kepada mayoritas umat Islam, bahkan kepada ulama besar Ahlussunnah wal Jama’ahPersamaan Aswaja dan Wahabi1. Menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai referensi utama. 2. Mencintai sahabat Rasulullah sehingga hadits-haditsnya bersumber dari sahabat Rasulullah. 3. Merujuk pada hadits kutubussittah yakni enam kitab hadits karya ulama hadits ternama yakni karya Imam Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah. Perbedaan Aswaja dan Wahabi1. Selain Al-Qur’an dan Hadits, referensi tambahan dari Aswaja adalah Ijma’ dan Qiyas sedangkan Wahabi hanya berkutat pada Al-Qur’an dan Hadits Sunnah. 2. Aswaja sangat mencintai Ahlul Bait atau keturunan nabi seperti habaib, Syarif dan Sayyid sedangkan Wahabi sangat Dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits, Aswaja sangat moderat, toleran dan kontekstual-inklusif sedangkan Wahabi bersifat tekstual-eksklusif. Menolak kebenaran diluar kelompoknya. Menurut Wahabi, tidak ada kebenaran diluar kelompoknya. 4. Ajaran Aswaja bersifat lengkap dan komprehensif mulai dari akidah tauhid, syariah fikih hingga akhlak tasawuf sedangkan ajaran Wahabi hanya berkutat pada akidah dan bid’ Aswaja mengakomodasi tasawuf sebagai bagian dari konsep Ihsan atau akhlak sedangkan Wahabi sangat anti dengan Aswaja adalah kelompok mayoritas umat Islam sedangkan Wahabi adalah kelompok minoritas sehingga menyempal dari golongan mayoritas umat Konsep tauhid Aswaja mengambil referensi dari Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi sedangkan Wahabi mengadopsi tauhid ala Ibnu Taimiyah yakni trinitas tauhid. 8. Aswaja membagi bid’ah menjadi bid’ah hasanah mahmudah dan bid’ah sayyi’ah dhalalah/munkarah sedangkan Wahabi menganggap seluruh bid’ah adalah sesat. 9. Tentang konsep Allah, Aswaja melakukan ta’wil untuk menyucikan zat-Nya sehingga Allah itu ada tanpa arah dan tanpa tempat sedangkan menurut Wahabi, Allah itu berfisik sehingga Wahabi masuk dalam kelompok mujassimah atau menjisimkan Allah. 10. Aswaja mengakomodasi empat madzhab dalam menentukan hukum sehingga multi referensi sedangkan Wahabi anti madzhab. Walaupun terkadang Wahabi mengambil referensi dari imam madzhab, namun itu hanya sekedar bumbu karena referensi utama hanya berkutat pada beberapa tokoh yakni Muhammad Bin Abdul Wahab MBAW, pendiri Wahabi, Bin Baz, Albani, Ibnu Taimiyah dan Shalih Fauzan. 11. Dakwah Aswaja selalu terbuka dan terang-terangan dengan prinsip moderatisme sedangkan dakwah Wahabi bersifat taqiyah kamuflase. Wahabi mengaku sebagai salafi pengikut generasi salaf untuk menutupi kejahatannya dimasa lalu yang sudah dikenal oleh ulama terdahulu sebagai Wahabi. Jadi Wahabi adalah salafi palsu. PenutupDemikianlah beberapa Perbedaan Wahabi Dan Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah. Mudah-mudahan kita bisa berpegang teguh pada ajaran Aswaja an nahdliyyah yang telah diajarkan oleh ulama salaf terdahulu dan bisa diselamatkan oleh Allah dari fitnah Wahabi. Check AlsoMengenal Aswaja Sebagai Manhaj – Pada tulisan ini, Ngadmin akan menyampaikan tulisan yang berjudul Mengenal Aswaja Sebagai Manhaj … . 320 477 265 205 42 377 491 9

perbedaan salafi dan ahlussunnah wal jamaah